
TRANS HAPAKAT — Wakil Bupati Pulang Pisau, Kalimantan Tengah Ahmad Jayadikarta (20/10/2025) mengungkapkan melalui program intervensi spesifik, merupakan langkah yang lebih efektif upaya pemerintah daerah dalam penurunan dan pencegahan angka stunting. Hal ini di sampaikan saat dirinya membuka kegiatan Launcing Intervensi Spesifik Penanganan Stunting, bertempat di Rumah Bambu di Desa Buntoi, Kecamatan Kahayan Hilir.
Dikatakan Ahmad Jayadikarta intervensi spesifik mampu mencegah stunting di setiap fase, dimana kasus stunting terjadi, sehingga cara ini lebih efektif, program intervensi spesifik perlu dilakukan untuk mempermudah capaian target indikator pencegahan dan penurunan kasus stunting.
Wakil Bupati Ahmad Jayadikarta yang juga sebagai Ketua Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting ( TP3S) kabupaten setempat, menjelaskan bahwa penanganan kasus stunting menyasar pada 29 lokus dengan jumlah sebanyak 462 anak berdasarkan data by name dan by addres, sehingga dalam penanganan lebih strategis dan tetap sasaran.

Ian menyebutkan melalui program ini pemerintah daerah meyakini bahwa target penurunan angka stunting pada tahun ini di bawah angka 20 persen dapat di wujudkan. Ditambah dukungan dari lima dunia usaha melalui program corporate social responsibility ( CSR) semakin yakin penanganan stunting tembus di bawah angka 20 persen.
Menurutnya berdasarkan data aplikasi pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) tercatat pada posisi sekitar 18 persen namun data pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tercatat ada kenaikan data dari 24 persen menjadi 27.9 persen, sehingga terjadi perbedaan dua sumber data.
Lanjut dikatakanya jika merujuk dari dua sumber data, sebenarnya data e-PPGBM lebih akurat, karena data tersebut langsung di input oleh ahli gizi dan petugas Puskesmas di lapangan. Sementara kelemahan data SSGI tidak tercantum by name dan by addres, di situlah letak ketidaksinkronya data stunting di kabupaten setempat.
Lebih lanjut dalam rapat koordinasi di beberapa kecamatan, banyak kepala desa yang mengaku kaget melihat angka pada data SSGI, karena kondisi di lapangan yang tidak sesuai dengan data pusat tersebut. Menyikapi persoalan tersebut tim TPPS dalam waktu dekat akan turun langsung kelapangan yakni di Desa Bakau dan Desa Tangkahen untuk pendataan ulang, serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat kedua desa tersebut tentang stunting. (red)




